Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) merupakan penghargaan sastra bergengsi yang menjadi salah satu tonggak penting dalam perkembangan kesusastraan Indonesia. Dilaksanakan pertama kali pada tahun 2001 oleh Richard Oh dan kawan-kawan dengan nama Khatulistiwa Literary Award, penghargaan ini hadir sebagai ruang apresiasi bagi karya-karya sastra Indonesia yang menandai zamannya. Sejak tahun 2014, penghargaan ini berganti nama menjadi Kusala Sastra Khatulistiwa, sebagai upaya memperkuat identitas serta konsistensi penggunaan bahasa Indonesia. Selama lebih dari dua dekade, KSK telah mengangkat dan mengapresiasi karya para penulis terkemuka yang memperkaya tradisi prosa maupun puisi Indonesia.

Untuk menjaga kesinambungan penghargaan ini setelah wafatnya Richard Oh pada tahun 2022, keluarga bersama para sahabat dekat kemudian mendirikan Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia (YRKI) pada tahun 2024. Yayasan ini mengemban mandat untuk meneruskan semangat filantropis dan kecintaan Richard Oh terhadap sastra Indonesia, sekaligus menjadi penyelenggara Kusala Sastra Khatulistiwa. Dalam pelaksanaannya, YRKI didampingi oleh tiga orang kurator, yaitu Eka Kurniawan, Hasan Aspahani, dan Nezar Patria, yang menjalankan peran strategis dalam merancang program, mendampingi proses penyelenggaraan, serta menentukan dewan juri.

Dengan dukungan Dana Indonesiana serta sejumlah mitra lain, Kusala Sastra Khatulistiwa kembali diselenggarakan pada tahun 2025. Pada edisi tersebut, penghargaan diberikan dalam tiga kategori, yaitu kumpulan cerpen, novel, dan kumpulan puisi. Adapun para pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025 adalah:

  1. Kategori Kumpulan Cerpen: Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-kupu karya Sasti Gotama
  2. Kategori Novel: Duri dan Kutuk karya Cicilia Oday
  3. Kategori Kumpulan Puisi: Hantu Padang karya Esha Tegar Putra

Keberhasilan penyelenggaraan tahun 2025 menandai babak baru dalam sejarah Kusala Sastra Khatulistiwa, sekaligus mempertegas posisinya sebagai ajang penghargaan yang tidak hanya mengapresiasi karya sastra terbaik, tetapi juga berupaya memperluas jangkauan pembaca melalui program literasi yang lebih inklusif.

Memasuki tahun 2026, Yayasan Richard Oh Kusala Indonesia kembali menyelenggarakan Kusala Sastra Khatulistiwa sebagai kelanjutan dari komitmen untuk menghadirkan penghargaan sastra yang berkesinambungan. Penyelenggaraan tahun ini diharapkan tidak hanya melanjutkan tradisi yang telah terbangun, tetapi juga semakin memperkuat peran KSK dalam ekosistem kesusastraan Indonesia di masa mendatang.

Dengan ini, YRKI secara resmi mengumumkan syarat dan ketentuan penyelenggaraan Kusala Sastra Khatulistiwa 2026. Informasi lain mengenai hadiah, Daftar Panjang, Daftar Pendek, dan lain-lain akan disampaikan dalam pengumuman berikutnya.


Syarat dan Ketentuan

  1. Terbuka bagi penulis berkewarganegaraan Indonesia. Karya yang diajukan merupakan hasil karya penulis tunggal dan tidak melanggar hak cipta.
  2. Karya yang diajukan berupa buku cetak yang diterbitkan pertama kali pada tahun 2025.
  3. Karya ditulis dalam bahasa Indonesia.
  4. Tiga kategori karya:
    • Kumpulan cerpen, dengan jumlah minimal dua cerpen.
    • Novel, dengan panjang minimal 30.000 kata.
    • Kumpulan puisi, yang terdiri dari minimal 40 puisi, atau 40 halaman, atau satu puisi panjang dengan total minimal 40 halaman.
  1. Penerbit atau penulis mengirimkan setidaknya dua eksemplar dari setiap judul karya yang diajukan. Pengiriman disertai dokumen pendukung berupa biodata penulis dan mencantumkan informasi kontak.
  2. Karya dikirimkan paling lambat tanggal 28 Februari 2026 (cap pos). Karya dikirimkan ke:

Kusala Sastra Khatulistiwa 2025
ED Cluster No. 2A
Jalan Gunung Indah V
Cirendeu, Ciputat Timur,
Tangerang Selatan, Banten
15445

  1. Daftar panjang dan daftar pendek karya terpilih diumumkan sebelum pengumuman pemenang.
  2. Pengumuman pemenang akan dilakukan pada acara Malam Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa 2026.

Narahubung
Email: info@kusala.id